Kepribadian Mukmin
Rabu, 22 Februari 2012 - 0 komentar

Kepribadian Mukmin

KEPRIBADIAN MUKMIN

1.    Karakter Kepribadian Rabbani (al-Syakhshiyat al-Illahiyat)
Kepribadian Rabbani adalah kepribadian yang mampu menstraninternalisasikan sifat-sifat dan asma-asma Allah SWT ke dalam tingkah laku nyata sebatas pada kemampuan manusiawinya. Apabila Maha Kaya (al-Ghaniy) maka kepribadian Rabbani menghendaki adanya hartawan yang kaya raya. Apabila Allah Maha Benar (al-Haq) maka kepribadian Rabbani menghendaki adanya kebenaran dalam melakukan sesuatu. Dan begitulah seterusnya.
Proses pembentukan karakter Rabbani dapat ditempuh melalui tiga tahapan, yaitu ta’alluq, takhalluq, dan tahaqquq. Proses ta’alluq adalah menggantungkan kesadaran diri dan pikiran kepada Allah dengan cara berfikir dan berdzikir kepada-Nya. Proses takhalluq adalah adanya kesadaran diri untuk mentransinternalisasikan sifat-sifat  dan asma-asma Allah SWT sebatas pada kemampuan manusiawinya. Proses ini dilakukan sebab fitrah manusia memiliki potensi asma’ al-husna. Proses tahaqquq adalah kesadaran diri akan adanya kebenaran, keagungan Allah SWT, sehingga tingkah lakunya didominasi oleh-Nya. Sabda Nabi SAW:
اِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةًوَتِسْعِيْنَ اِسْمًامِائَتًاإِلاَّوَاحِدًامَنْ اَحْصَاهَادَخَلَ الْجَنَّةَ (رواه البخارى ومسلم
عن ابى هريرة)
Artinya: “ Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang baik. Barang siapa menghafazhnya maka ia masuk syurga.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Kata hafazh dalam hadis tersebut tidak hanya sekedar menghafal dan memelihara asma-asma Allah, melainkan mencoba mentraninternalisasikan asma-asma Allah ke dalam tingkah lakunya yang nyata.
2.    Karakter Kepribadian Malaki (al-Syakhshiyat al-Malakiyat)
Kepribadian Malaki adalah kepribadian yang mampu mentransinternalisasikan sifat-sifat Malaikat yang agung dan mulia. Karakter kepribadian malaki diantaranya adalah menjalankan perintah Allah SWT, tidak bermaksiat, bertasbih kepada-Nya, menyampaikan informasi kepada yang lain, membagi-bagi rizki untuk kesejahteraan bersama, dan sebagainya.
3.    Karakter Kepribadian Qur’ani (al-Syakhshiyat al-Quraniyat)
Kepribadian Qur’ani adalah kepribadian yang mampu mentransinternalisasikan nilai-nilai al-Qur’an dalam tingkah lakunya yang nyata. Karakter kepribadian Qur’ani diantaranya adalah membaca, memahami, dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam al-Qur’an dan sunnah, sebab ia memberi petunjuk, rahmah, berita gembira bagi orang Muslim yang bertaqwa, memberikan wawasan yang totalitas untuk semua aspek kehidupan, dan sebagainya.
4.    Karakter Kepribadian Rasuli (al-Syakhshiyat al-Rasuliyat)
Kepribadian Rasuli adalah kepribadian yang mampu mentransinternalisasikan sifat-sifat Rasul yang mulia. Karakter kepribadian Rasuli diantaranya adalah jujur (al-shidq), dapat dipercaya (al-amanat), menyampaikan informasi atau wahyu (al-tabligh), dan cerdas (al-fathanat).
5.    Karakter Kepribadian yang Berwawasan Masa Depan (Hari Akhir)
Kepribadian ini menghendaki adanya karakter yang mementingkan jangka panjang daripada jangka pendek atau wawasan masa depan daripada masa kini, memiliki sikap tanggung jawab, melakukan shalat, zakat, dan selalu bertakwa, tingkah laku yang penuh perhitungan sebab nanti semuanya diperhitungkan (hisab).
6.    Karakter Kepribadian Takdiri
Kepribadian takdiri adalah kepribadian yang menghendaki adanya penyerahan dan kepatuhan pada hukum-hukum, aturan-aturan dan sunnah-sunnah Allah SWT. Karakter kepribadian ini di antaranya adalah mengetahui dan mematuhi sunah-sunah Allah SWT, baik sunnah qur’ani maupun sunnah kauni.
print this page Print This Page

0 komentar:

Posting Komentar